PRINSIP, METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh perkenalkan nama saya Muhammad Zulkarnaen pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan laporan bacaan yang telah saya baca mengenai prinsip dan metode pembelajaran abad 21.
A. Pembelajaran Abad 21
Perkembangan zaman memang sangat pesat. Khusunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut kehadiran sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Untuk mempersiapkan hal tersebut, sektor pendidikan menjadi bagian yang perlu mendapat perhatian, khususnya dalam pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan salah satu sarana terbaik untuk membangun dan membentuk sumber daya manusia yang unggul. Pengemasan pembelajaran yang terencana dengan baik, terknosep sesuai zamannya, dan terlaksana dengan strategi yang tepat akan menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang unggul pada saat ini diharapkan memiliki keterampilan abad 21 yang terdiri dari kecakapan belajar dan inovasi, kecakapan informasi, media dan teknologi, dan kecakapan hidup serta karir.
Untuk mewujudkan keterampilan abad 21 ini, maka pembelajaran pun harus dikemas dan disajikan sesuai kecakapan-kecakapan tersebut, maka konsep pembelajaran abad 21 perlu menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada era ini.
Berkaitan dengan pengertian
pembelajaran abad 21 ini tidak ada ahli yang secara khusus memberikan definisi
mengenai pembelajaran abad 21. Pembelajaran abad 21 ini dikembangkan melalui
tiga konsep utama, yaitu 21- st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer et al., 2009) dan authentic learning dan authentic assesment (Wiggins dan Mc. Tighe, 2011).
Pembelajaran abad 21 merupakan
pembelajaran yang memperhatikan pengembangan keterampilan abad 21 dalam proses
pelaksanaanya. Keterampilan abad 21 ini antara lain pengembangan keterampilan
4C (critical thinking, creative thinking, collabortive,
commuincative).
Selain itu, pembelajaran abad
21 juga mengarahkan pada pengasahan literasi media, literasi teknologi, dan
literasi informasi. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan akan
melibatkan teknologi sebagai sarana penunjang pembelajaran.
Pembelajaran abad 21
menghadirkan proses pembelajaran yang memperhatikan langkah penemuan dan
pengembangan konsep secara mandiri oleh siswa. Proses tersebut mengikuti
langkah pendekatan saintifik yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran
lebih bermakna dibanding hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa.
Pembelajaran abad 21 menghadirkan penilaian yang autentik dan
komprehensif. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak hanya dilihat dari
hasil akhir saja, melainkan semua aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa selama
pembelajaran menjadi bagian yang dinilai.
Selain itu, penilaian tidak terpaku pada penilaian hasil
belajar aspek pengetahuan saja. Aspek keterampilan pun menjadi bagian penilaian
dari siswa, bahkan produk yang dihasilkan siswa dalam pembelajaran pun menjadi
objek penilaiannya.
B. Prinsip
Pembelajaran Abad 21
Berdasarkan pengertian
tersebut, maka pembelajaran abad 21 ini memiliki beberapa prinsip yang harus
menjadi acuan dan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran abad 21. Berikut
penjelasan prinsip pembelajaran abad 21.
1. Pendekatan pembelajaran harus berfokus pada
peserta didik
Pembelajaran abad 21 harus mengubah pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus diberikan keleluasaan dan kesempatan yang besar untuk mengembangkan berbagai kemampuan selama proses pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran pun harus banyak menghadirkan aktivitas hands on dan minds on yang dilakukan oleh para siswa. Pada konteks yang lebih luas, sumber informasi ketika pembelajaran pun tidak lagi berpusat dari guru, melainkan dari berbagai sumber, termasuk dari siswa itu sendiri.
2. Pembelajaran harus bersifat kolaborasi
Pembelajaran abad 21 harus melatihkan keterampilan kolaborasi pada diri siswa dalam proses pembelajaran dan penyelesaian projek pembelajaran. Siswa juga wajib diajarkan bagaimana caranya untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi juga bisa dengan orang-orang yang berbeda baik itu dalam sosial, latar budaya, dan nilai-nilai yang dianutnya.
Pada saat menggali informasi dan membangun makna dalam sebuah pembelajaran, siswa perlu didorong agar dapat berkolaborasi dengan teman-teman yang berada di dalam kelasnya. Dalam mengerjakan suatu projek, siswa perlu diajarkan cara menghargai kekuatan dan kelebihan setiap orang serta cara mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dalam dinamika kelompok.
3. Pembelajaran abad 21 harus kontekstual
Pembelajaran pada abad 21 harus menghadirkan pembelajaran yang mampu menjembatani antara tekstual yang dipelajari di kelas dengan kontekstual yang dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menghadirkan pembelajaran yang demikian, maka pembelajaran yang dilakukan di kelas harus berbasis kontekstual yang mengangkat isu-isu dan tema yang sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pelaksanaannya, guru harus membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, guru juga harus melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata yang bersifat autentik.
Selanjutnya, prinsip
pembelajaran abad 21 ini harus diperhatikan ketika pemilihan metode dan model
pembelajaran.
C. Metode Pembelajaran
Abad 21
Metode pembelajaran berikut
ini merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai upaya
menghadirkan pembelajaran abad 21. Setiap metode memiliki ciri khas dan peran
guru yang berbeda.
1. Small Group Discussion
(SGD)
Small Group Discussion (SGD) merupakan metode pembelajaran dengan cara pembagian kelompok belajar untuk berbagi ide dan pendapat dalam kelompok kecil antara 4-6 siswa. Pada pelaksanaannya, para siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui aktivitas diskusi.
Pada metode ini diharapkan seluruh siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar yang sama. Sementara itu, peran guru pada metode ini sebagai motivator, fasilitator, dan pendamping diskusi kelompok.
Keterampilan yang diasah dalam implementasi metode ini diantaranya keterampilan kerja sama, kemampuan komunikasi, kemampuan analisis, berpikir kritis, percaya diri, inisiatif, dan tanggung jawab.
2. Role-Play & Simulation
Learning (RPL)
Role-Play & Simulation
Learning (RPL) merupakan metode
belajar dengan bermain peran sebagai cara penyampaian materi pembelajaran. Pada
implementasinya, siswa akan mengambil peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke
dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas.
Pertunjukkan peran yang
dilaksanakan oleh para siswa tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan
refleksi bagi seluruh siswa dalam memahami materi pelajaran dan memberi
penilaian terhadap hasil belajarnya.
Pada metode ini, peran guru
sangat penting yaitu sebagai pendamping selama proses kegiatan berlangsung.
Bahkan guru pun harus bisa memberikan contoh mengenai peran tertentu yang akan
diperankan oleh siswa. Guru pun tidak lupa akan berperan sebagai motivator dan
fasilitator bagi siswa.
Keterampilan yang diasahkan pada
diri siswa melalui metode ini diantaranya kemampuan imanjinatif, kreatif,
ketepatan analisis, mandiri, serta terampil dalam mendapatkan pengalaman dan
membangkitkan empati antara sesama siswa.
Pada kedua metode tersebut perlu
juga melibatkan teknologi sebagai bagian dari sarana pembelajaran untuk
meningkatkan literasi teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya pada metode
SGD, bahan diskusi dapat disajikan dengan memanfaatkan teknologi. Sementara
pada metode RPL, bisa saja pertunjukan peran yang dilaksanakan siswa disajikan
dalam tayangan video.
Selain pelibatan teknologi,
implementasi metode pembelajaran tersebut juga harus memperhatikan pendekatan
yang berpusat pada siswa, pembelajaran yang berkolaborasi, dan pembelajaran
yang kontekstual.
Selanjutnya selain metode
pembelajaran, guru pun harus memilih model pembelajaran yang tepat agar
pembelajaran abad 21 ini dapat dihadirkan di dalam kelas. Mari simak penjelasan
mengenai model pembelajaran.
D. Model
Pembelajaran Abad 21
Model pembelajaran abad 21 tentu
saja harus mengarah pada 3 konsep utama pembelajaran abad 21, yaitu mengarahkan
pada pengembangan keterampilan abad 21, penerapan pendekatan saintifik, dan
pelaksanaan penilaian autentik.
Selain itu, pengembangan model
pembelajaran juga perlu memperhatikan prinsip pembelajaran abad 21 sehingga
esensi dari setiap langkah pembelajarannya akan terasa dan berdampak pada diri
siswa.
Adapun model pembelajaran yang
akan dibahas yaitu problem based learning dan project based learning.
a.
Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran problem based
learning (PBL) merupakan model pembelajaran dengan susunan aktivitas
pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah melalui langkah ilmiah. Agar
model pembelajaran ini mengarah pada pembelajaran abad 21, maka masalah yang
diangkat harus bersifat kontekstual atau dekat dengan kehidupan siswa.
Selain itu, penyelesaian masalah
juga harus dilakukan dengan cara kolaboratif sehingga antar siswa memiliki
kesempatan untuk saling tukar ide dan pikiran dalam menyelesaikan masalah yang
diangkat. Proses tukar ide dan pikiran antar ini juga diharapkan mampu mengasah
keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalahnya.
Pada hal lain, langkah
penyelesaian masalah secara kolaboratif antar siswa akan mengarahkan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Aktivitas pembelajaran yang banyak
didominasi oleh siswa pada akhirnya akan menghadirkan pembelajaran yang lebih
autentik.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran problem based learning (PBL) yaitu
mengorientasikan siswa pada masalah yang akan diselesaikan, pengorganisasian
siswa dalam pendefinisian masalah, melakukan penyelidikan dan pemecahan
masalah, pengembangan dan penyajian solusi, dan terakhir penilaian.
Peran penting guru dalam
implementasi model PBL ini diantaranya guru harus mampu mengarahkan siswa agar
memahami masalah yang akan diselesaikan. Selain itu, guru pun harus memastikan
dan membimbing setiap langkah penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa.
Pada akhirnya, melalui penerapan
model PBL ini diharapkan siswa dapat mendapatkan pengalaman belajar secara
langsung dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Selanjutnya siswa memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan 4C (critical
thinking, creative thinking, collaborative, communicative).
b.
Project Based Learning (PjBL)
Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang
dibangun melalui aktivitas pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi siswa untuk mengembangkan projek penyelesaian secara
berkelompok.
Karakteristik model Project Based Learning yang mengarah pada
pembelajaran abad 21 diantaranya, yaitu siswa dihadapkan pada permasalahan
nyata (kontekstual), proses mencari solusi degan pendekatan ilmiah, dan
mengerjakan projek secara kolaborasi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Langkah model pembelajaran project based learning yaitu menentukan
masalah dan pertanyaan masalah yang akan diselesaikan melalui kegiatan proyek,
membuat rencana dan rancangan proyek, membuat dan menentukan jadwal pengerjaan
proyek, melakukan monitoring penyelesaian proyek, menyampaikan hasil proyek
dalam menyelesaikan masalah yang diangkat, melakukan penilaian, dan melakukan
evaluasi.
Melalui langkah model PjBL
tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar dalam meningkatkan
komptensi 4C, mengasah penerapan pendekatan ilmiah, dan meningkatkan literasi
TIK melalui aktivitas penggalian informasi dalam penyelesaian projek dengan
memanfaatkan sarana teknologi.
Pada
akhirnya, pembelajaran abad 21 ini merupakan strategi penting yang perlu guru
hadirkan dalam setiap pembelajaran di kelas. Karena melalui pembelajaran abad
21 ini lah, siswa dibekali dan disiapkan dengan berbagai keterampilan abad 21
untuk bisa menghadapi era dengan perkembangan IPTEK yang pesat.